Pada post kali ini, saya ingin
membagi sedikit cerita terkait Organisasi dan Komunitas. Semoga bisa menjadi
suatu inspiring insight untuk kita semua !
Manusia hidup pada hakikatnya
sebagai homo socius atau makhluk sosial. Hal ini dikarenakan manusia tinggal
di dalam suatu organisasi, komunitas atau lingkungan bersama dengan
manusia-manusia lainnya, sehingga interaksi satu sama lain tidak mungkin
dihindari. Untuk mencapai suatu tujuan, baik kepentingan individual maupun
komunal, kerjasama sangat dibutuhkan. Prinsip tersebut berlaku untuk komunitas
dalam berbagai ukuran dan bentuk, mulai dari keluarga hingga suatu negara
bahkan organisasi multinasional. Demi terwujudnya suatu kerjasama antar satu
individu dengan individu yang lain, agar terbentuk suatu pergerakan komunal,
diperlukan adanya sense of togetherness atau rasa kebersamaan dalam
komunitas tersebut.
Mungkin ada di antara kita selama ini mengartikan sama pengertian dari
dua subjek judul di atas (organisasi vs komunitas) ? Jangan khawatir kita sama sob, tapi kita coba
sama-sama pahami sedikit demi sedikit saja ya... hehe....
Jadi, kalau komunitas itu agak beda sama organisasi. Menurut
penjelasan yang saya dapatkan dari dosen dan senior-senior yang disertai
referensinya, saya menyimpulkan bahwa organisasi itu merupakan sekumpulan orang
atau badan yang mempunyai tujuan yang sama, dimana pandangan dari organisasi
tersebut terbagi menjadi dua; sebagai tempat dimana kegiatan manajemen
dijalankan dan sebagai proses untuk memperhatikan interaksi atau kerjasama
antar orang-orang yang menjadi anggota. Kalau dilihat dari pengertiannya, kayaknya
pemahamannya sih gak jauh beda sama fungsi komunitas kan ya ? Komunitas juga
dibentuk kan karena memiliki tujuan yang sama, ketertarikan yang sama, hobi
yang sama dan banyak lagi. Dalam pelaksanaannya pun juga gak jauh beda,
komunitas juga bisa digunakan sebagai wadah interaksi dan manajemen.
Ternyata, setelah saya tanya-tanya lagi ke salah
seorang dosen saya dan beberapa senior saya, sebenernya memang fungsi dan
tujuan dari organisasi dan komunitas itu hampir sama, yang membedakan adalah
dari sistem keterikatan dan tanggung jawabnya. Kalau organisasi dibentuk lebih
formal, memiliki kedudukan atau jabatan dan biasanya harus melakukan beberapa
seleksi atau tes yang cukup spesifik untuk memilih anggotanya semisal
Organisasi Perpustakaan, Organisasi Peneliti dan lainnya. Nah, kalau komunitas
kan sifatnya lebih informal, siapa aja boleh gabung yang penting tahu
aturan-aturan yang berlaku. Dan biasanya kalau komunitas itu dibentuk karena
suatu hobi atau ketertarikan akan suatu hal dengan jumlah anggotanya yang gak
ada batasannya (malah biasanya semakin banyak anggotanya berarti menggambarkan
kalau komunitas itu berhasil), sedangkan kalau organisasi itu, kayaknya saya
belum pernah denger sih kalau organisasi dibentuk karena suatu hobi, tapi yang
jelas jumlah anggotanya terbatas dan harus memiliki tingkat kecerdasan dan jiwa
kepemimpinan yang tinggi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Walaupun
sebenarnya, di dalam komunitas bisa aja dibentuk sebuah organisasi kecil untuk
mengondisikan urusan-urusan komunitas itu. Ya, kalau komunitas gak punya ketua
gimana mau kondusif ? Kalau pendiri komunitasnya misalnya udah meninggal, masa
gak ada penerusnya untuk ‘memimpin’ komunitas itu ? Juga sekretaris dan
bendahara, pasti komunitas juga butuh uang simpenan sama orang yang bisa nulis
atau yang suka nyatet-nyatet masukan dari anggotanya, kan? Ya kali aja suatu
saat komunitasnya mau ngadain acara gitu? Kopdar bareng, bikin seminar dan yang
lainnya.
Terlepas dari itu, baik organisasi maupun komunitas,
dua-duanya punya manfaat yang sama bagusnya kok. Kita diajarkan berbagai macam
hal, di antaranya melatih diri kita untuk menjadi seorang leader, berani bicara
dan mengutarakan pendapat, punya teman dan relasi yang banyak, bertukar
informasi dan pengalaman, ketemu sama orang-orang yang punya jam terbang yang
keren di bidangnya, pokoknya semuanya positif ! Asal, jangan ikut-ikutan
kelompok yang bergelut sama miras sama narkoba aja.
Komunitas terbentuk dari kumpulan orang dengan berbagai
latar belakang sampai saat ini sangat banyak dan beragam coraknya, hehe... Beberapa
contoh komunitas yang saya ikuti antaranya ( diabsen satu-satu ya sob ).
1.
Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Lombok Timur.
Komunitas ini merupakan komunitas
yang beranggotakan para pelajar dan mahasiswa perantau asal daerah Lombok Timur
tanpa dispesifikkan daerah Lombok Timur bagian mana, yang penting anak Lombok
Timur, hehe.... Dalam komunitas ini, berbagai macam kegiatan dilakukan
berkaitan dengan pendidikan seperti bedah buku atau bedah skripsi/tesis, kegiatan
sosial budaya seperti Sasak Day dan sarasehan nasional bersama para penyandang
difabel, dll. Biasanya kita saling berbagi informasi mengenai isue-isue terbaru
dunia pendidikan, sosial budaya dan berbagi solusi apabila ada masalah untuk diselesaikan
secara bersama. Dalam sebuah komunitas itu juga ada rule atau aturan yang dibuat
oleh tetuah komunitas dari komunitas tersebut.
2.
Komunitas SMANSASEL in Jogja.
Komunitas ini berisikan para alumni
SMAN 1 Selong (SMANSASEL) dari semua angkatan yang masih merantau atau
berdomisili di Jogja. Sama halnya dengan komunitas IKPM Lombok Timur, dalam komunitas
ini berbagai macam kegiatan dilakukan, namun yang membedakannya ialah Komunitas
SMANSASEL in Jogja ini lebih fokus pada pembahasan SDM yang berasal dari alumni
sekolah tersebut. Kegiatan biasa yang dilakukan ialah diskusi mengenai
pentingnya pendayagunaan SDM untuk kemajuan alamamater tersebut, konsultasi
kepenulisan karya-karya ilmiah seperti artikel, skripsi, dll.
3.
ALUS Asosiasi Mahasiswa Ilmu Perpustakaan
Komunitas
yang satu ini merupakan komunitas untuk
mencari pengalaman yang mendalam tentang bidang jurusan saya di Ilmu Perpustakaan. Dalam komunitas ini, saya belajar tentang
banyak hal, terutama bagaimana lulusan Ilmu Perpustakaan bisa terjun langsung
ke masyarakat mengaplikasiakan hasil teori perkuliahan di kampus. Mulai dari
pengolahan perpustakaan, bakti sosial, seminar dan bedah buku, diskusi keilmuan,
pameran literasi, kunjungan perpustakaan dan lain sebagainya yang tak mungkin
dapat diceritakan satu per satu saking
banyaknya. Saya bisa katakan dari sinilah saya mendapatkan beragam informasi
tentang dunia perpustakaan selain di bangku perkuliahan. Pokoknya mah maknyos,
hehe...
4.
Komunitas GEMA Nahdhatul Wathan dan KM Nahdhatul Ulama’
UIN SUKA
Ke dua
komunitas ini sebenarnya sama tapi berbeda, sama karena kedua komunitas ini
berbasis ke Islaman ahlussunnah wal jama’ah, berbeda karena daerah asal organisasinya. Nahdhatul Ulama’ berdiri di
tanah Jawa, sedangkan Nahdhatul Wathan berdiri di tanah Selaparang Lombok.
Kalau dilihat dari sudut pandang terkenal tidaknya, Nahdhatul Ulama’ merupakan
organisasi Islam terbesar di negeri ini, tapi Nahdhatul Wathan merupakan
organisasi Islam terbesar di NTB. Nahdhatul Ulama’ orang NTB ya Nahdhatul
Wathan, hehe... Tapi bukan itu pembahasannya Sob...
Pembahasan di sini bukan organisasi induknya melainkan komunitas para penganut dan pecinta kedua organisasi tersebut. Kegiatan kedua komunitas ini hampir sama. GEMA NW bukan organisasi
pergerakan, namun lebih kepada sisi intelektualitas SDMnya, begitu halnya
dengan
KMNU UIN SUKA bukanlah komunitas pemuda Islam radikalis dan rasis, namun
lebih kepada sisi basic keIslaman rahmatan lil ‘alamin. Kedua komunitas ini
memiliki banyak kegiatan di antaranya, kajian keIslaman, diskusi tentang
keilmuan dan keIslaman, bakti sosial dan lain sebagainya. Dalam sebuah
komunitas itu juga ada rule atau aturan yang dibuat oleh tetuah komunitas dari
komunitas tersebut.
Satu lagi, dengan bergabung di organisasi atau
komunitas, kita bisa mendapatkan ilmu yang tidak ada di dalam kelas. Belajar
itu bukan cuman datang, duduk sambil nguap-nguap dengerin guru atau dosen lagi
nerangin pelajaran, terus pulang. Tapi yang terpenting itu ialah ilmu yang kita
dapatkan bisa digunakan di luar dan syukur-syukur bermanfaat bagi orang lain.
Percuma juga, berangkat pagi pulang malem kalau ilmunya aja udah terbang kebawa
angin pas lagi menuju rumah. Cobalah rasakan sensasinya ikut organisasi atau
komunitas, atau dua-duanya, mumpung masih muda dan masih diberi fisik yang
kuat. Ya, iya lah capek, asal pahamin aja cara kerja tubuh kita sama ngatur
waktunya, insyaAllaah bisa berjalan semestinya kok. Ingetin nih kata-kata yang
satu ini,
“Jika engkau
tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kau harus sanggup menahan perihnya
kebodohan.”
~Imam
Syafi’i~
Jadi gimana ?
Tertarik buat ngikutin tantangan masa muda ? Kalau udah merasakan efek
positifnya, cerita-cerita ya sama yang lain !
Oke, itu aja
sedikit penjelasan tentang organisasi ataupun komunitas.